LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Nama
: Rogita Meilyan Finola
NPM
: EIB016074
Prodi : Kehutanan
Kelompok : 4 (Empat)
Hari/Jam :
Rabu/10.00-11.40
Tanggal :
19-10-2016
Ko-Ass : 1.
Sanni Nababan (E1G013006)
2. Siti Jumhariani (E1G013002)
Dosen : Devi
Silsia, Drs., M.Si
Objek praktikum : Cara-Cara
Menyatakan Konsentrasi Larutana
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kata larutan (solution) sering
dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih
zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu
zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fase
larutan dapat berupa fase gas, cair, atau fase padat bergantung pada sifat
kedua komponen pembentukan larutan. Larutan gas misalnya udara. Larutan
padat misalnya perunggu,amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair
misalnya air laut,larutan gula dalam air, dan lain-lain. Konsentrasi larutan
dapat didefinisikan sebagai perbandingan zat terlarut dengan larutan dan
perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di
dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan
yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan
tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah
kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan
mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan
elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi
dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan
kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat
dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat untuk
mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua
sifat, yaitu larutan eksoterm dan larutan larutan endoterm.
1.2 Tujuan
Percobaan
1. Menjelaskan berbagai satuan
konsentrasi larutan
2. Mampu membuat larutan pada berbagai
konsentrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang
memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh
volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya
sedikit, sedangkan pelarut adalah komponene yang terdapat dalam jumlah yang
banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik
jenuh, larutan tidak jenuh. Fase larutan dapat berupa fase gas, cair atau fase
padat yang bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk
larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama,
zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat
lainnya sebagai zat terlarutnya. (Anonim,2009).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V, persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb (bagian per milliard). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol (Oxtoby,G.2001).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V, persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb (bagian per milliard). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol (Oxtoby,G.2001).
Selesainya suatu proses reaksi dapat
dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah berubah maka tercapailah
suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang
dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada
asam atau basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat
(Suardhana,L. 1986).
BAB III
METODOLOGI
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
*
Alat
1.
Pipet ukur
2.
Pipet gondok
3.
Neraca analitik
4.
Botol semprot
5.
Kaca arloji
6.
Labu ukur
7.
Bola hisap
8.
Sikat tabung reaksi
9.
Corong
*
Bahan
1.
H2SO4
2.
NaCl
3. NaOH
4.
Etanol
5.
KIO3
6.
HCL
7. Asam
oksalat
8. Urea
3.2 Cara
Kerja
3.2.1 Membuat
larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl
dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam labu
ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.2 Membuat
larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol
absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml. tambahkan
aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogeny.
3.2.3 Membuat
larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan
neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan
dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4 Membuat
larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan
pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai
tanda batas.
Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu
dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke
dalam labu ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda
batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat
yang lain.
3.2.5 Membuat
larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37%
dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml,
sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat
larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O.
126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat
dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.
3.2.7 Membuat
larutan 1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8 Membuat
larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Membuat larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak (0,5) gram NaCl
dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades didalam labu ukur
(50) ml, sampai tanda batas.
2. Membuat larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak (2,5) ml etanol
absolute (=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur (50)
ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr.
214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak (0,107) gram KIO3 dengan
neraca analitik, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur (50) ml, dilarutkan
dengan aquades tanda batas.
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr.
98 gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,5) ml H2SO4 dengan
pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai
tanda batas.
5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5
gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,415) ml HCl 37%
dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml,
sampai tanda batas.
6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat
(Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang (0,3151) gram asam oksalat
dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50)
ml sampai tanda batas.
7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40
gram/mol)
Ditimbang (0,2) gram NaOH, kemudian
diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2)
(Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang (0,1086) gram urea,
kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat
berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat
terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Dalam pembuatan
larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku adalah larutan
yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua
cara. Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan
baku. Bahan baku adalah bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk
membuat larutan baku primer dan untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder. Larutan
baku primer adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat
konsentrasinya melalui metode gravimetri, sedangkan larutan baku sekunder
adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan
larutan baku primer dan biasanya melalui metode titrimetri.
Berikut
pembahasan dari hasil pengamatan diatas:
1.
Membuat
Larutan NaCl 1%
→ % W/V = gram zat terlarut * 100 %
ml
larutan
%W/V =
0,5 X 100%
50
ml
%W/V = 1 %
2.
Membuat
Larutan Etanol 5%
→ % V/V = ml zat terlarut *
100%
ml
larutan
%V/V = 2,5
X 100%
50
%V/V
= 5 %
3.
Membuat
larutan 0,01 M KIO3
→ M = gram
zat terlarut
Mr zat
terlarut x liter larutan
M
= 0,107
214
x 0,05 l
M = 0,01 M
4.
Membuat
Larutan 0,1 M H2SO4
→ M = gram
zat terlarut
Mr zat
terlarut x liter larutan
M
= 0,5
98
x 0,05 l
M = 0,1
M
→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) Ek
= Gram zat terlarut
volume
larutan BE
BE
= Mr /
n 37
/ 100 x 0,415 = 0,15355 gram
=
36,5 / 1 = 36,5
Ek
= 0,15355 gram = 0,0042 N
= 0,0042 = 0,08 N
36,5 0,05
5.
Membuat Larutan 0,1 HCL (Mr.36,5
gram.mol)
N = mol ekivalen
zat terlarut ( Ek )
Volume Larutan
Ek
= Gram zat terlarut
BE
BE
= Mr / n
=
36,5 / 1 = 36,5
Gr
zat terlarut = 37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
Ek
= 0,15355 gram = 0,0042
36,5
N = 0,0042 = 0,08
N
0,05
6.
Membuat
Larutan 0,1 N Asam Oksalat
→ BE = 126 / 2 = 63
EK = 0,3151 / 63 =
0,005
N =
0,005 / 0,05 = 0,1
7.
Membuat
Larutan 1 N NaOH
→ BE = 40 / 10 = 4
Ek = 0,2 / 4 = 0,05
N = 0,05 / 0,05 = 1
8.
Membuat
Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
→ ppm = 0,1086 x 106
50
gram
ppm = 2172 / gram
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1. Larutan merupakan campuran
homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik
sebagai molekul, atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi.
2. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik,
misalnya satuan
berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa
rumus, dan
ekivalen.
3. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya
:
Persen Volume
Persen
Massa
Part
per Million atau Part per Billion
Fraksi
Mol
Molaritas
Molalitas
Normalitas
6.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan harus
mengerti apa yang dilakukan dalam praktikum.
2. Sebaiknya praktikan harus tertib
dalam melakukan praktikum.
BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4 dilarutkan
dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr H2SO4 98
g/mol Mr Air
(H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4 1.303
g/ml BJ
air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100%
Tanya: a. Persen berat
b.
Molalitas
c. Molaritas
d. Fraksi Mol zat
terlarut
e. Fraksi mol pelarut
2.
Lengkapi
tabel di bawah ini
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29 mol
|
B. 0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28 gram
|
D. 0.36 mol
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76 mol
|
450 ml
|
F. 1,688 mol/L
|
KBr
|
G. 49,98
|
0,42
|
H. 0,756 L
|
1,8
|
Jawaban
No
1
A.
Persen
Berat = masa zat terlarut x
100% = 80 x 100%
Massa pelarut 120
=
8000 / 120 = 66,69 %
B.
Molalitas
( m ) = mol zat terlarut = 98 gram /
mol
Kg
pelarut 0,12
kg = 816,67 mol / 1000 gram
C.
Molaritas
( M ) = mol zat terlarut
Liter
larutan
V
terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V
pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V
larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M
= 98 mol = 540,27 mol
/ l
0,18139
l
D.
Fraksi
Mol zat terlarut
Mol terlarut =
0,816 Mol
pelarut = 6,67
٭ X = jumlah
mol terlarut = 0,816 = 0,109
jumlah
mol larutan 7,48
٭X = Jumlah mol pelarut = 6,67 =
0,89
jumlah
mol larutan 7,48
No
2
A.
Mol zat terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29
B.
M = mol zat terlarut
Liter
larutan
1,2
= 0,29
liter
larutan
Liter
larutan = 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml
C.
Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368
= massa terlarut / 85
massa terlarut
= 31,28 gram
D.M
= mol zat terlarut
Liter
larutan
0,023 = mol / 16
mol
= 0,368
E.Mol
zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
=
91 / 119 = 0,76 mol
F.M
= Mol zat terlarut
Liter
larutan
0,
76 mol / 0,45 l = 1,688 mol / l
G.
Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 =
Gram terlarut / 119
gram
terlarut = 49,98 gram
H.
M = mol zat terlarut
Liter
larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 756 L
DAFTAR PUSTAKA
Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Erlangga:
Jakarta
Oxtoby,G.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga:Jakarta
diaksespada
tanggal 28 Oktober 2009