Minggu, 06 November 2016

lapran praktiukm kimia


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA



Nama                  : Rogita Meilyan Finola
NPM                  : EIB016074
Prodi                  : Kehutanan
Kelompok          :  4 (Empat)
Hari/Jam             : Rabu/10.00-11.40
Tanggal               : 19-10-2016
Ko-Ass                : 1. Sanni Nababan (E1G013006)
      2. Siti Jumhariani (E1G013002)
Dosen                  : Devi Silsia, Drs., M.Si
Objek praktikum : Cara-Cara Menyatakan Konsentrasi Larutana


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kata larutan (solution) sering dijumpai.  Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis.  Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut  (solvent).  Fase larutan dapat berupa fase gas, cair, atau fase padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut,larutan gula dalam air, dan lain-lain. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai perbandingan zat terlarut dengan larutan dan perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair. Larutan dibuat untuk mendapatkan campuran larutan dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat, yaitu larutan eksoterm dan larutan larutan endoterm.
1.2  Tujuan Percobaan
       1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
       2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh volumenya.  Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut.  Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponene yang terdapat dalam jumlah yang banyak.  Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh.  Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh. Fase larutan dapat berupa fase gas, cair atau fase padat yang bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan.  Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. (Anonim,2009).        
           
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume % V/V, persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb (bagian per milliard).  Cara menyatakan konsentrasi  dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol (Oxtoby,G.2001).
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau basa  analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana,L. 1986).



BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
* Alat
1. Pipet ukur
2. Pipet gondok
3. Neraca analitik
4. Botol semprot
5. Kaca arloji
6. Labu ukur
7. Bola hisap
8. Sikat tabung reaksi
9. Corong
* Bahan
1. H2SO4
2. NaCl
3. NaOH
4. Etanol
5. KIO3
6. HCL
7. Asam oksalat
8. Urea

3.2  Cara Kerja
3.2.1  Membuat larutan NaCl 1%
            Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
 aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.2  Membuat larutan etanol 5%
            Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml. tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogeny.
3.2.3  Membuat larutan 0,01 M KIO(Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIOdengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4  Membuat larutan 0,1 M H2SO(Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SOdengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.2.5  Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCL 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.6  Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7  Membuat larutan 1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8  Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1.      Membuat larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak (0,5) gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades didalam labu ukur (50) ml, sampai tanda batas.
2.      Membuat larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak (2,5) ml etanol absolute (=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur (50) ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3.      Membuat larutan 0,01 M KIO(Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak (0,107) gram KIOdengan neraca analitik, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur (50) ml, dilarutkan dengan aquades tanda batas.
4.      Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,5) ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
5.      Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram/mol)
Dipipet sebanyak (0,415) ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml, sampai tanda batas.
6.      Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2SO4. 2 H2O. 126 gram/mol)
Ditimbang (0,3151) gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
7.      Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang (0,2) gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.
8.      Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. urea 60 gram/mol)
Ditimbang (0,1086) gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur (50) ml sampai tanda batas.

BAB V
PEMBAHASAN

Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent).  Dalam pembuatan larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku   adalah larutan yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua cara. Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku.  Bahan baku adalah bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk membuat larutan baku primer dan untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder.   Larutan baku primer adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri, sedangkan larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer dan biasanya melalui metode titrimetri.
Berikut pembahasan dari hasil pengamatan diatas:
1.      Membuat Larutan NaCl 1%
→ % W/V = gram zat terlarut  * 100 %
                         ml larutan
                     %W/V  = 0,5         X 100%
                           50 ml
                   %W/V = 1 %
2.      Membuat Larutan Etanol 5%
→ % V/V = ml zat terlarut   * 100%
                        ml larutan
              %V/V = 2,5   X 100%
                  50
                %V/V  =  5 %      


                     
3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
→ M =         gram zat terlarut           
            Mr  zat terlarut x liter larutan
               M   = 0,107
               214 x 0,05 l
               M   = 0,01 M
4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
→ M =         gram zat terlarut           
            Mr  zat terlarut x liter larutan
               M   = 0,5
               98 x 0,05 l
              M   = 0,1 M     
→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )           Ek = Gram zat terlarut
                      volume larutan                                            BE
            BE = Mr / n                                         37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
                  = 36,5 / 1 = 36,5
            Ek = 0,15355 gram  =  0,0042            N = 0,0042   =  0,08 N
                          36,5                                                0,05
5.      Membuat Larutan 0,1 HCL (Mr.36,5 gram.mol)
N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )
                Volume Larutan
Ek = Gram zat terlarut
       BE
            BE = Mr / n
                  = 36,5 / 1 = 36,5
Gr zat terlarut = 37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
            Ek = 0,15355 gram  =  0,0042
             36,5                                                
 N = 0,0042   =  0,08 N
                      0,05



6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
→  BE = 126 / 2 = 63
               EK = 0,3151 / 63 = 0,005
                N  = 0,005 / 0,05 = 0,1
7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
→  BE = 40 / 10 = 4
              Ek = 0,2 / 4 = 0,05
              N = 0,05 / 0,05 = 1
8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
→ ppm =   0,1086   x 10
                 50 gram
             ppm = 2172 / gram


















BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik
    sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
2. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
    pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan
    berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan
    ekivalen.
3. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :
      Persen Volume
      Persen Massa
      Part per Million atau Part per Billion
      Fraksi Mol
      Molaritas
      Molalitas
      Normalitas

6.2 Saran
      1. Sebaiknya praktikan harus mengerti apa yang dilakukan dalam praktikum.
      2. Sebaiknya praktikan harus tertib dalam melakukan praktikum.




BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN

1.      80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui  : Mr H2SO 98 g/mol           Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO 1.303 g/ml                              BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO100%
Tanya:      a. Persen berat
                              b. Molalitas
                              c. Molaritas
                              d. Fraksi Mol zat terlarut
                              e. Fraksi mol pelarut
2.      Lengkapi tabel di bawah ini
Zat
Terlarut
Gram Zat
terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29 mol
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0.36 mol
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,688 mol/L
KBr
G. 49,98
0,42
H. 0,756 L
1,8

Jawaban
No 1
A.    Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
                              Massa pelarut                       120
                        = 8000 / 120 = 66,69 %
B.     Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
Kg pelarut              0,12 kg   = 816,67 mol / 1000 gram
C.     Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
            Liter larutan
               V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
               V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
               V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
                M =   98 mol    =  540,27 mol / l
                        0,18139 l
D.    Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816             Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
                        jumlah mol larutan         7,48
٭X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
                        jumlah mol larutan       7,48

No 2
A. Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B. M = mol zat terlarut
             Liter larutan
   1,2 =      0,29
             liter larutan
            Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C. Mol = massa zat terlarut
                        Mr
     0,368 = massa terlarut / 85
     massa terlarut = 31,28 gram
D.M = mol zat terlarut
            Liter larutan
    0,023 = mol / 16
       mol = 0,368
E.Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
                             = 91 / 119 = 0,76 mol
F.M = Mol zat terlarut
             Liter larutan
    0, 76 mol / 0,45 l = 1,688 mol / l
G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                            Mr
                 0,42     = Gram terlarut / 119
        gram terlarut = 49,98 gram
H. M = mol zat terlarut
                Liter larutan
     1,8 = 0,42 / liter larutan
     liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 756 L




















DAFTAR PUSTAKA

Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
Oxtoby,G.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Erlangga:Jakarta
Anonim.2009. Konsentrasi Larutanhttp://www.chem-is-try.org
diaksespada tanggal 28 Oktober 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar